Yogyakarta (07/12/2023) jogjaprov.go.id – Harga komoditas bahan pokok di Kabupaten Gunungkidul masih tergolong stabil, selaras dengan ketersediaannya. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul diharapkan terus berupaya menjaga konsistensinya dan bekerjasama dengan berbagai pihak terkait.
Hal ini diungkapkan oleh Yuna Pancawati, Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam saat melakukan pemantauan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah Biro Perekonomian DIY bersama Pemerintah Kabupaten Gunungkidul di Pasar Argosari.
“Hari ini kita memantau di Pasar Argosari, Kabupaten Gunungkidul bersama-sama dengan Pemkab Gunungkidul. Hasil pantauan ini tadi memang harga bahan pokok masih cukup untuk ketersediaannya. Kalau harganya yang sudah turun adalah telur, telur sudah mengalami penurunan dalam beberapa hari,” ungkap Yuna.
Meskipun harga telur mengalami penurunan, ada komoditas lain seperti cabai rawit merah dan beras yang tetap di harga tinggi bahkan mengalami kenaikan. Pada Kenyataannya harga di setiap pedagang berbeda-beda pada komoditas yang sama. Hal ini tergantung dengan biaya distribusi dari setiap pedagang.
“Kalau masih tinggi yang masih itu ada beras, kemudian cabai rawit di pedagang masih ada yang Rp100.000 ada juga yang Rp85.000 berbeda-beda harganya. Untuk bawang merah itu juga mengalami kenaikan namun, masih diambang batas, tidak terlalu tinggi kenaikannya. Tapi yang penting adalah ketersediaan bahan baku ini ada dan cukup sampai dengan menjelang hari besar keagamaan nasional khususnya Natal dan Tahun Baru,” terangnya.
Yuna menerangkan bahwa berdasarkan pemantauan harga, beberapa komoditas bahan pokok di Gunungkidul relatif lebih rendah dibandingkan kabupaten lain terkecuali untuk cabai rawit. Apalagi untuk harga bawang merah dan telur. Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa tim TPID DIY bersama Pemkab Gunungkidul akan meninjau langsung ketersediaan telur ke PT Sido Rahayu sebagai produsen telur terbesar di Gunungkidul.
“Untuk telur karena sudah turun, tapi ini kita mau ke dosen telur PT Sido Rahayu distributor telur untuk melihat kembali ketersediaan yang ada di sana, karena PT Sido Rahayu pun juga mensuplai ke wilayah-wilayah sampai dengan keluar Kabupaten Gunung Kidul. Kalau dibandingkan dengan kabupaten lain harga di Gunung Kidul masih relatif lebih rendah dibanding kecuali untuk cabai rawit karena di sini lumayan tinggi sedangkan di komoditas yang lain masih relatif lebih rendah daripada yang lain. Kemarin itu harga bawang merah di kabupaten lain masih lebih tinggi daripada di sini,” terangnya
Pada kesempatan ini, Waginem salah satu pedagang daging sapi mengeluhkan bahwa daya beli masyarakat terhadap daging sapi menurun. Ia mengungkapkan bahwa penjualan per harinya saat ini tidak menyentuh 10 kg daging per hari, sedangkan sebelumnya bisa mencapai 50 kg per hari dengan harga Rp140.000 untuk daging premium dan Rp120.000 untuk daging kualitas dua. Ia berharap daya beli masyarakat terhadap daging sapi dapat kembali meningkat.
Berdasarkan hasil pemantauan harga beberapa komoditas seperti bawang putih sinco Rp30.000, bawang putih kating Rp35.000, bawang merah Rp30.000, beras medium Rp14.000, beras premium Rp15.000 sedangkan beras dari pemerintah Rp11.000 per kilo dengan persediaan yang terbatas. Kemudian cabai rawit merah Rp100.000 dan Rp85.000 dengan kualitas berbeda. Daging ayam negeri mengalami kenaikan dari Rp27.000 menjadi Rp30.000.
Selanjutnya Yuna menerangkan bahwa Pemda DIY bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berupaya membantu masyarakat dengan melaksanakan operasi pasar dan gerakan pasar murah. Kegiatan ini diadakan sampai dengan tingkat kalurahan dengan sasaran masyarakat kurang mampu.
“Upaya Pemda tentunya sama dengan Kabupaten Gunungkidul selalu melaksanakan operasi pasar dan gerakan pasar murah ini sampai dengan di tingkat kalurahan. Saya tidak tahu pasti dari kabupaten Gunungkidul sudah selesai atau belum untuk pasar murah dan operasi pasarnya. Mudah-mudahan sampai dengan menjelang hari besar keagamaan nasional ini masih tetap dilaksanakan operasi pasar. Ngarsa Dalem ngendika juga bahwa operasi besar itu harus tepat sasaran artinya sampai dengan ke wilayah yang terkecil yaitu di wilayah Kelurahan,”
Sementara itu Siti Fatonah, perwakilan produsen telur CV Sido Rahayu menjelaskan bahwa stok mereka sangat mencukupi menjelang natal dan tahun baru 2024. Siti hanya sedikit menyayangkan karena harga telur yang turun selama dua minggu ini namun berharap bila mengalami kenaikan jangan terlalu tinggi. Ia juga merasakan bahwa tahun ini menjadi masa sulit bagi peternak telur karena harga ayam sama telur hampir sama sehingga konsumen memilih ayam.
“Kalau stok kami Cukup selama 2 minggu ini harga cenderung turun dan stok kita berlebih. Jadi intinya kita aman menjelang natal dan tahun baru, seperti itu. Untuk harga partai 22.900 sedangkan Distribusi Saya 70% Gunung Kidul, 30% Kota Jogja, Bantul, Piyungan tidak sampai Kulon Progo tidak sampai Sleman,” tutupnya (Sis/Tfk/Dll)
Humas Pemda DIY