Mewujudkan Organisasi yang Agile melalui Website KURJogja

Penulis: Anandia Ayu Setiawati, Agung Setyawan, Marsudi dan Yulia Hermawati (Mahasiswa MM UPN “Veteran” Yogyakarta Kelas Kerjasama)

Pendahuluan

Masa pandemi Covid-19 membuat kita harus lebih cepat lagi menangkap perubahan. Perubahan yang sangat cepat ini harus didukung oleh birokrasi yang agile. Agile atau tangkas adalah sebuah kemampuan dalam mengidentifikasi peluang atau masalah, lalu bergerak menindaklanjutinya dengan periode yang cepat. Birokrasi yang agile adalah birokrasi yang mampu beradaptasi dalam segala situasi disrupsi saat ini dengan tetap dapat memberikan pelayanan yang mudah bagi masyarakat.

Organisasi-organisasi yang agile (lincah) memiliki kemampuan untuk secara cepat mengadaptasi taktik dan beroperasi melalui rantai operasi untuk dapat berespon dan/atau beradaptasi terhadap perubahan serta tantangan yang dihadapi di lingkungannya (Gligor & Holcomb, 2012, 2013). Organisasi yang agile (lincah) adalah organisasi yang fleksibel dan menikmati kecepatan dalam menghadapi kondisi perubahan pasar (Hormozi, 2001; Yusuf, Gunasekaran, Adeleye, & Sivayoganathan, 2004). Berdasarkan pembahasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa organisasi yang agile adalah suatu organisasi yang memiliki kemampuan untuk secara cepat beradaptasi dengan perubahan, yang disesuaikan dengan tuntutan lingkungan.

Organisasi yang agile dirancang untuk tidak hanya mengarah pada stabilitas, tetapi juga fokus pada dinamisme. Paradigma ini menegaskan bahwa sistem yang dinamis akan membuat organisasi mampu bergerak fleksibel dan responsif terhadap peluang dan tantangan yang muncul, namun tetap menjaga stabilitas dengan keuletan, keandalan, dan efisiensi dalam implementasi proses kerja (Aghina, Smet, & Weerda, 2015). Agilitas organisasi terbentuk dari sekumpulan tim yang berorientasi pada nilai-nilai manusia organisasi yang menunjukkan proses pembelajaran dan pengambilan keputusan cepat, memanfaatkan teknologi dan berbasis pada komitmen tujuan bersama untuk menciptakan nilai bagi stakeholder (Darino, Sieberer & Vos, 2019). Dengan kata lain, baik organisasi yang menghadapi lingkungan stabil maupun fleksibel, dituntut untuk mampu mengadaptasi gagasan ini. Menurut Aghina, Ahlback, & Smet dalam artikel yang dimuat oleh McKinsey (2018) terdapat lima ciri khas utama yang menunjukkan agilitas organisasi diantaranya: 

  1. Strategi, mengacu pada komitmen tujuan bersama, sigap menangkap peluang, alokasi sumber daya yang fleksibel dan adanya panduan strategis yang dapat ditindaklanjuti. 
  2. Struktur, mengacu pada struktur horizontal dan menunjukkan peran akuntabel yang jelas, terbuka terhadap kolaborasi, serta lingkungan yang menuntut kehadiran baik secara fisik maupun kesiapan virtual. 
  3. Proses, mengacu pada aktivitas penelitian dan pengembangan yang cepat, sistem kerja berbasis Standard Operating Procedure (SOP), berorientasi pada performa dan pembelajaran berkelanjutan.
  4. Sumber daya manusia, mengacu pada komunitas yang kohesif, berorientasi pada kultur entrepreneurial dan servant leadership. 
  5. Teknologi, mengacu pada pengembangan sistem dan teknologi terintegrasi yang mampu memberi nilai dan respon cepat terhadap stakeholders. 

Salah satu ciri dari organisasi yang agile adalah penerapan teknologi informasi yang memberikan pelayanan yang lebih cepat dan tangkas kepada para stakeholdernya. 

Website KURJogja sebagai wujud organisasi yang Agile

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu program pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang disalurkan melalui Lembaga keuangan dengan pola penjaminan. Program KUR dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan permodalan usaha dalam rangka pelaksanaan kebijakan percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM.

Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, pemerintah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM. Program KUR secara resmi diluncurkan pada tanggal 5 November 2007. Pembiayaan yang disalurkan KUR bersumber dari dana perbankan atau lembaga keuangan yang merupakan Penyalur KUR.  Dana yang disediakan berupa dana keperluan modal kerja serta investasi yang disalurkan kepada pelaku UMKM individu/perseorangan, badan usaha dan/atau kelompok usaha yang memiliki usaha produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau feasible namun belum bankable.

Proses pengajuan kredit seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada Lembaga Jasa Keuangan (LJK)/Perbankan biasanya memerlukan proses interaksi secara langsung. Melalui terobosan yang dilakukan oleh Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY, proses pengajuan kredit tersebut dapat dilakukan melalui website KURJogja. Transformasi KUR secara digital dapat menjadi salah satu alternatif percepatan proses pengajuan kredit, pengurangan interaksi sosial, dan penyesuaian diri pada era Go-Digital.

Website KURjogja merupakan website pengajuan pinjaman KUR secara online yang kemudian akan diverifikasi dan ditindaklanjuti oleh Perbankan/LJK. Website ini berisi informasi terkait KUR, simulasi cicilan KUR, dan proses pengajuan KUR secara online. Website ini telah diikuti oleh seluruh perbankan penyaluran KUR di DIY yakni 12 perbankan penyalur KUR antara lain BPD DIY, Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, BCA, Bank Sinarmas, BSI, Bukopin, Bank Jateng, dan Bank Papua. Sedangkan National Nobu Bank dalam tahap pengajuan dan penginputan sistem. Masyarakat dapat mengajukan pinjaman KUR kepada LJK tertentu sesuai dengan keinginan dan nominal plafon sesuai pertimbangan pribadi.

Pengembangan website KURJogja merupakan salah satu upaya untuk membuat organisasi menjadi lebih tangkas (agile) melalui pemanfaatan teknologi informasi. 

Kesimpulan

Banyak organisasi yang mulai melakukan investasi dalam hal teknologi informasi dalam rangka meningkatkan ketangkasan/agilitas organisasinya. Organisasi yang memanfaatkan teknologi informasi cenderung lebih gesit dalam menghadapi perubahan lingkungan. Diharapkan akan semakin banyak teknologi informasi yang dimanfaatkan untuk semakin mempermudah pelayanan kepada masyarakat. 

Daftar Pustaka 

Aghina, W., Ahlback, K., Smet, A. D., Lackey, G., Lurie, M., Murarka, M., & Handscomb, C. 2018. The Five Trademarks of Agile Organizations. https://www.mckinsey.com/business-functions/organization/our-insights/the-five-trademarks-of-agile-organizations

Darino, L., Sieberer, M., Vos, A., & Williams, O. 2019. Performance Management in Agile Organizations.https://www.mckinsey.com/business-functions/organization/our-insights/performance-management-in-agile-organization

Gligor, D. M., & Holcomb, M. C. (2013). Multidisciplinary approach to supply chain agility: Conceptualization and scale development. Journal of Business Logistics, 34(2), 94-108.

Hormozi, A. M. (2001). Agile manufacturing: The next logical step. Benchmarking: An International Journal, 8(2), 132-143.

Sakitri, Galih. (2021). Agilitas organisasi dan Talenta Esensial. diakses melalui https://journal.prasetiyamulya.ac.id/journal/index.php/FM/article/download/510/344 pada tanggal 5 Juni 2023

Mangundjaya, Wustari L. 2018. Membangun Organisasi yang Agile. diakses melalui website https://www.intipesan.com/membangun-organisasi-yang-agile/ pada tanggal 5 Juni 2023. Birokrasi Agile Tuntut ASN Harus Cepat Beradaptasi dalam Segala Situasi https://lan.go.id/?p=6593 diakses pada tanggal 5 Juni 2023

Informasi Publik

Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam SETDA DIY menyediakan tautan tentang informasi publik yang dapat diakses bagi masyarakt luas.